Sabtu, 14 Mei 2016

Sinopsis Gangga episode 318 by Elfira Aprilia

Sinopsis gangga episode 318

Ganga terlihat sekitar dan menangis. Maharaj ji memegang dia. "Jangan menangis. Tidak ada yang bisa memahami apa yang Tuhan inginkan. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah ditakdirkan. Ini bukan di tangan kita."
"Apa yang Allah inginkan nya? apa keinginan-Nya? Tanyakan dia. Janvi meninggalkan kami tapi menyalahkan Sagar untuk waktu yang cukup lama. Mengapa? Mengapa tak satu pun dari kita bisa melihat badai terbakar di dalam kepalanya? Dia sakit dari dalam. Mengapa tak satupun dari kami melihatnya? Apapun yang Janvi lakukan dengan hidupnya tapi dia telah memberi hukuman besar untuk Sagar." Dia menangis. Maharaj ji mengangguk sambil menangis. Gangga memiliki iman bahwa Sagar akan bebas karena ia tidak bersalah. "Tapi bagaimana ia akan memperoleh kebebasan dari rasa sakit, dari perasaan melakukan sesuatu yang salah? Dia akan sakit dari dalam. Saya tahu itu.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa bahkan jika saya ingin. Saya bisa merasakan sakit, tapi bagaimana cara membantu? Saya tidak dapat mengaturnya. Apa yang harus saya lakukan Maharaj ji?" Dia menyeka air matanya. "Jika Sagar adalah pelakunya maka saya juga termasuk. Mengapa  hanya dia yg disalahkan atas itu? Kami harus berbagi rasa sakit ini sama-sama. Mengapa Tuhan tidak memberi saya rasa sakit yang dialami Sagar? Bagaimana saya akan dapat melihatnya dengan cara ini? Aku tidak bisa melihat dia seperti ini! Sagar kenyamanan Janvi." "Kendalikan dirimu. Tuhan akan mengatur segalanya dengan benar."

Keesokan paginya , Yadav ji mengatakan kepada keluarga Chaturvedi bahwa mereka bisa ditebus dengan jaminan. Niru mengucapkan terima kasih. Pulkit bertanya tentang Supriya dari Inspektur.
Dia mengatakan "dia baik-baik saja . Dia keluar dari rumah sakit sekarang. Anda semua keluar . Anda harus menandatangani surat jaminan." Semua orang pergi keluar. Sagar adalah yang terakhir untuk melangkah keluar dari penjara tapi Inspektur mengunci pintu.
"Anda harus tinggal di sini saja. permohonan jaminan Anda telah ditolak oleh pengadilan." Sagar mengatakan "tidak apa-apa. Keluarga saya akan pulang . Itu sudah cukup bagi saya . Mereka tidak bersalah . Mereka tidak melakukan apa-apa, jadi terima kasih! Inspektur pergi.

Raghav ji menunjukkan surat-surat ke polisi ketika keluarga Chaturvedi datang ke sana. Raghav ji mengatakan ia mendapat jaminan mereka dengan kesulitan. "Kami akan membantu anda entah bagaimana caranya." Niru meminta maaf kepada Yadav untuk semua masalah. Raghav ji meminta mereka untuk menandatangani surat-surat. Pulkit ingin menandatangani pertama. Niru memberikannya. Dia sangat  khawatir dengan keadaan Supriya .
Pulkit meninggalkan kantor polisi. Semua orang menandatangani surat-surat juga. Amma ji meminta Sagar. Niru mengatakan hal yang sama pada Inspektur. Yadav ji berbagi bahwa setiap orang mendapat jaminan kecuali Sagar. Mereka semua terkejut. "Anda tahu bagaimana rumitnya kasus ini . Ada nama Sagar pada kasus bunuh diri Janvi ini . Kami meminta Hakim Sahab tapi ia tidak mendengarkan kami . Ia menolak untuk menandatangani surat-surat jaminan Sagar ini."
Amma ji berkata "Hakim Sahab berpikir Sagar yg melakukan ini? Ini tidak mungkin! Sagar tidak bersalah. Dia tidak pernah bisa melakukan ini ! Dia bisa membunuh seseorang ? Allah adalah saksi . Sagar tidak bersalah!' Madhavi menjadi panik . "Ammaji benar. Sagar tidak akan melakukan ini. Aku tidak akan pergi ke mana pun meninggalkan dia. "Bicaralah dengan orang-orang ini dan beritahu mereka bahwa Sagar tidak pernah bisa melakukan ini. Jika mereka tidak akan meninggalkan Sagar maka kita juga tidak akan pergi."
Niru beralasan bahwa mereka tidak bisa membuktikan apa-apa dengan tetap di sini juga. "Kami akan mengajukan banding di pengadilan tinggi. Kami memiliki hak untuk menantang perintah ini . Kami akan melihat apa yang terjadi kemudian."

Ammaji menegur dia untuk menyerah sudah. Apa itu keadilan ini di mana kamu harus membuktikan orang yang tidak bersalah tidak bersalah ? Kamu sama sekali tidak bersimpati kepada anakmu. Kamu masih mengajari kami tentang hukum! Saya tidak menerima ini." Dia mencoba untuk menjelaskan tapi dia tetap bersikeras . "Aku tidak akan membiarkan Sagar tinggal di sini sendirian. Aku tidak akan pergi tanpa dia . Dimana dia?" Inspektur mengatakan Anda tidak bisa bertemu dengannya. Dia menegaskan . Inspektur berkata agar Niru membuatnya mengerti. "Kau tahu, kau tidak dapat bertemu dengan sagar sekarang." Niru mencoba menenangkan amma ji.

Ganga datang untuk bertemu dengan Sagar. Dia menangis melihat dia berdiri sendirian melihat dinding. Sagar terlihat kembali ke posisinya saat ia mendengar suara polisi yang membuka pintu selnya. Ganga dan Sagar melihat satu sama lain. Mereka terus saling memandang untuk waktu yang lama. Sagar bertanya kemana dia pergi . "Kau tahu Gangga bagaimana aku merasa benar-benar sendirian tanpa dirimu."
"Aku pergi jauh tapi aku tidak bisa menenangkan diriku sendiri." "Kau mengambil begitu banyak waktu. Kemana kau akan pergi?" Dia menjawab di mana dia bisa pergi. "Aku di sini saja, bersamamu sepanjang waktu. Aku akan melalui rasa sakit ini bersamamu. "Kau ingat bagaimana kita berjanji untuk berbagi segalanya  satu sama lain? Sagar berkata aku tidak tahan lagi. Gangga memeluk sagar. Mereka berdua menangis. musik di latar belakang menyanyi. Polisi mengetuk di pintu dengan tongkatnya.
Ganga dan Sagar menyadari bahwa itu adalah imajinasi mereka. Penjaga mengatakan pada Ganga untuk pergi dengan cepat. Anda hanya memiliki 2 menit. Ganga masuk ke dalam. Sagar mengatakan padanya untuk pergi dari sini. "Ini adalah kesalahanku. Aku harus menanggung hukuman sendiri.Tolong pergilah." Ganga menyeka air matanya. "Kita telah berbagi segala sesuatu dari masa kanak-kanak sampai hari ini. Ingat kamu mengatakan bahwa rasa sakitku semuanya milikmu dan semua kebahagiaanku adalah milikmu juga? Sekarang saatnya untuk berbagi rasa sakitmu maka mengapa kau curang?" Sagar mengatakan "ini adalah apa yang telah dilakukan oleh semua orang. Janvi adalah istriku, meminta haknya dari saya tapi saya ditipu olehnya . Aku melakukan hal yang sama dengan orang tuaku. Saya seorang anak yang buruk. Saya telah ditipu olehmu juga. Saya selalu memberitahumu bahwa kau adalah teman terbaikku,  tetapi aku tidak hidup sampai itu. Aku tidak bisa menjadi sahabat sejati yang mengapa hal ini terjadi denganku. Aku pantas mendapatkannya." Ganga  membantah. "Bukan kamu tapi aku akan memutuskan siapa dirimu dan apa yang bisa kamu lakukan. Hal ini tidak hanya kamu yang melawan. Ini adalah milikku juga. Kita harus kuat. Ini baru saja dimulai. Kita harus melalui banyak hal. Jika kita lemah maka kita tidak akan mampu menang."  Sagar mengatakan Kamu tidak mengerti tapi Gangga melawannya.
"Kau tidak pernah mengerti. Kamu selalu melakukan apa yang kau inginkan. Tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi kali ini. Saya juga sama-sama keras kepala sepertimu. Aku akan memberimu keadilan! Kau ingat permainan masa kecil di mana kau berkata, Ganga jika kamu berada di luar maka saya juga keluar? Hanya berpikir bahwa jika kau tenggelam maka Ganga juga akan tenggelam. Ganga ini tidak bisa membiarkanmu tenggelam dalam kegelapan rasa sakit. Kamu percaya padaku, kan?" Polisi mengatakan waktu sudah habis. Ganga menyeka air matanya dan mengambil langkah mundur. memainkan musik di latar belakang. Mereka terus saling memandang sampai dia keluar.

Niru mengatakan Amma ji jika dia berpikir dia tidak sedih melihat Sagar di penjara. Kita tidak berdaya sekarang. Saya mengatakan kalau kami akan mengajukan permohonan lagi. Ibu ingin diizinkan untuk bertemu Sagar sampai kemudian  berhenti meminta pada Inspektur. Dia balas bahwa dia tidak mengerti apa-apa. Katakan semua hal-hal tentang hukum untuk Inspektur, tidak ke Dadi yang merindukan cucunya. Aku tidak akan pulang tanpa Sagar. Kau seorang hakim besar. Dapatkan anakmu keluar dari sana. Mengapa kau tidak mengerti? Apakah kau seorang ayah atau musuh? Niranjang berkata padanya untuk memanggilnya apa pun atau mengutuk dia tapi dia tidak berdaya sekarang. Dia menolak untuk pindah dari sini sampai Sagar keluar dari penjara. "Saya tidak percaya polisi. Mereka bisa berbuat jahat dengan dia." Dia duduk di stasiun polisi seorang diri. Madhvi mencoba untuk membuatnya mengerti tapi Amma ji tetap bersikeras. "Kalian dapat pergi jika kalian ingin. Anda berdua dapat pergi tapi saya tidak akan pergi ke mana pun meninggalkan Sagar cucuku. Ganga menurunkan tangannya di bahunya. "Anda adalah orang tertua dari keluarga Chaturvedi , Amma ji seperti Hakim Sahab besar, dan ibu dari seorang pengacara yang besar. Nenek tidak bisa duduk di sini seperti ini. Apa yang akan orang katakan. Kendalikan dirimu dan pulanglah ke rumah.
Amma ji mengatakan "kamu hanya menginginkan ini saja. Kamu ingin Sagar membusuk di penjara. Kami mengangkatmu ke atas untuk melihat hari ini? Saya tahu dirimu sangat baik. Aku tahu betapa bahagianya kamu, karena harus berpikir aku tidak membiarkanmu menikah dengqn Sagar dan sekarang kamu telah kehilangan dia." Dia lagi-lagi menyalahkan Ganga untuk semuanya. Dia memakan semua kebahagiaan rumah kami." Niru tidak percaya. "Ibu menyalahkan Ganga untuk ini juga? Jika Sagar di penjara hari ini maka itu bukan karena Ganga maka mengapa!" Ganga menghentikannya. "Biarkan Amma ji mengatakan apa pun yang dia ingin. Dia dan aku, kita berdua tahu dia tidak marah kepadaku tapi pada situasi.Tapi apa yang harus dilakukan? Menyalahkan Ganga seperti biasa. Dia tidak berarti, tapi dalam kemarahan. Jika dia merasa damai setelah memaki saya maka saya tidak punya masalah. Aku benar Amma ji? Amma ji mengatakan kamu menikmati menggosok garam ke luka-luka kami.
"Kamu mengejek kami sekarang saat mendapat kesempatan. Jika itu terserah padamu maka kami semua telah berada di dalam penjara. Kamu tidak puas untuk melihat kami di luar, kan? Raghav ji mengatakan apa yang Anda katakan. Anda semua punya jaminan karena Ganga saja. Dia bertemu semua orang, ke mana-mana dan meminta, memohon semua orang. Dia memberikan jaminan pribadi dan itu adalah bagaimana Anda semua mendapat jaminan akhirnya. Semua orang terkejut. Niru melihat Ganga. Yadav ji menegaskan hal itu. Ganga hanya punya semua ini untuk ditebus pada jaminan pribadinya. Amma ji bertanya mengapa dia tidak mendapatkan Sagar keluar kemudian. Kamu memanggilnya temanmu dan kamu dapat melakukan apa saja untuknya. Dirimu bahkan menempatkan vermilion di dahimu untuk hidupnya. Apa yang terjadi dengan sumpahmu sekarang? Saya ingin Sagar seperti biasa. Aku ingin dia kembali. Bawa dia kembali untuk saya bagaimanapun. Aku tidak akan mendengar apa-apa. Jika kamu tidak mendapatkan dia keluar maka saya akan mati! Membuang tubuh wanita tua tak bernyawa ini di suatu tempat kemudian. Dia menangis. Saya ingin cucu saya. Niru menenangkannya. Ganga mengatakan "Anda benar. Saya hanya membawa cucu nenek kembali setiap kali. Saya akan mendapatkan dia keluar saat ini juga. Sagar akan datang kembali. Aku akan membawanya kembali. Ini adalah janji saya kepada nenek dan untuk diriku sendiri!

Precap : Ayah Janvi bertanya pada Ganga apakah dia akan menceritakan apa keadilan . Aku tidak akan mengampuni pembunuh putri saya ! Gangga mengatakan "Jika ini adalah tekad Anda agar Sagar dihukum maka saya juga bertekad untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah !

Selanjutnya Episode 319

Selasa, 10 Mei 2016

Sinopsis Gangga episode 315


Sinopsis Gangaa episode 315

Begitu melihat Gangaa, Sagar yang semula membantu mulai terkumpul kesadarannya. Dia menghambur memeluk Gangaa sambil menangis tersedu-sedu. Gangaa pun balas memeluknya dan coba menenangkannya. Sagar memberitahu Gangaa kalau dirinya telah mencobanya, "aku ingin menjadi suami yang baik. Aku ingin memberinya semua kebahagiaan. Aku sudah bicara padanya. Dia juga sedang mencoba. Aku tidak bohong, Gangaa. Semuanya berjalan dengan baik. Dia baik-baik saja tadi pagi. AKu tak tahu apa yang sudah terjadi sore harinya.." Sagar lalu menoleh ke arah jasad Janvi yang terbujur kaku dan bertanya, "hai janvi.. mengapa... ?" Gangaa coba menenangkan Sagar, "Sagar.. sudahlah.." Sagar masih menanyai jasad Janvi, "Janvi, mengapa...? Mengapa dia tidak mau bicara Gangaa!" Gangaa kembali memeluk Sagar dan coba menenangkannya.
Semua orang menangis haru melihat kondisi Sagar. Madhvi dan nenek menangis. Niru seperti hanya bisa menatap Sagar dan Gangaa dengan raut penuh sesal. Sementara Palash, melihat bagaimana dekatnya hubungan Sagar dan Gangaa hanya bisa menelan kegetiran. Dia menatap cincin di tangannya lalu menatap Sagar dan Gangaa. lalu seperti menemukan satu kepastian, Palash memasukan cincin itu dalam sakunya dan pergi dari rumah Chaturvedi dengan diam-diam.

Yash menyerahkan pistol ke tangan Prabha, "tolong sembunyikan ini di suatu tempat bu," Prabha dengan mata basah mengeluh, "yash, kami selalu menyelamatkanmu tapi kau terus jatuh semakin dalam. Aku setuju kau tidak membunuh Janvi. Tapi dia mati karena dirimu!" lalu sambil berteriak marah dia menampar Yash berkali-kali. Yash berlutut sambil memeluk kaki Prabha. Dia menangis tergugu dan berkata, "aku tidak melakukan apapun ibu, tolong aku!... kumohon!" Prabha tidak tega melihat anak kesayangannya menangis dan berkata, "kau jangan khawatir. AKu ini ibumu kan?" Yash mengangguk. Prabha bertanya, "apakah ada orang yang melihatnya pergi ke sana?" Yash berpikir sebentar dan menggeleng, "tak ada... tak ada yang melihat." Prabha lega, "tak ada yang melihat?" Lalu dia memeluk Yash.

Di rumah keluarga Chaturvedi suasana terlihat senyap. Sagar duduk terpengkur di depan jasad Janvi. Nenek dan Madhvi duduk di belakangnya. Niru berdiri. Maharaj menawarkan sesuatu, tapi Niru menolak. Gangaa datang sambil membawa segelas air. Gangaa mengulurkan gelas berisi air itu pada Sagar. Sagar meraih gelas itu dan meminumnya. Inspektur Polisi dan beberapa anggota penyidik datang. Mereka bicara sebentar dengan niru untuk menanyakan halnya. Setelah Niru menjelaskan sesuatu, mereka mulai bekerja. Inspektur menyuruh fotografernya pergi ke tempat TKP, yaitu kamar Janvi, "kalian bisa mencari petunjuk di sana." Kedua orang fotografer itu segera bergegas pergi.

Inspektur polisi menaatap sekeliling. Dia melihat tali yang membagi rumah Pulkit dan Niru. Inspektur terlihat curiga. Dia menatap Pulkit dengan taja,. Setelah itu dia mendekati jasad Janvi dan jongkok di depan Sagar. Dia mengamati wajah Sagar dengan tajam. Sagar yang tertunduk dengan wajah sedih tidak bereaksi. Melihat itu wajah inspektur mengeras. Gangaa menatapnya dengan cemas.

Yash masih terguncang. DIa memohon pada ibunya agar melakukan sesuatu, "hidupku akan berantakan jika aku peri ke penjara. Tolong bantu aku memperbaikinya, bu." Prabha sendiri sedang bingung mau melakukan apa, "apa yang di lalukan..? apa .." Lalu dia teirngat sesuatu, dia menghampiri Yash dan bertanya, "tidak ada yang melihatmu peri ke sana kan?" Yash menggeleng. Prabha lega, "berarti tidak ada bukti." DI abertanya lagi, "apakah kau meninggalkan sesuatu di kamar Janvi?" Yash memeriksa barang-barangnya dan menggeleng, "tidak."

Prabha coba menyusun rencana. Dia mengingat-ingat semua yang di katakan Yash. Yash teringat surat bunuh diri yang ditulis Janvi. Dia segera berlari mengeledah tasnya dan menyerahkan surat itu pada Prabha, "janvi sedang coba untuk bunuh diri ketika aku masuk ke kamarnya waktu itu. Aku membuat dia menulis surat ini. Sagar yang di salahkan di sini. Letakkan ini dikamar Janvi bagaimanapun caranya. Dengan begitu aku akan selamat."

Prabha bingung bagaimana cara melakukannya, "baiklah.. baiklah, itu pekerjaan yang susah tapi satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirimu. Aku harus segera pergi sebelum polisi tiba di sana. Diamlah di rumah! Jangan buka pintu atau jendela. Aku akan meminta papamu untuk bertemu denganku segera di rumah Chaturvedi." Yash mengangguk dengan panik. Prabha melangkah peri, tapi sampi di depan pintu dia menoleh menatap yash lalu menghambur memeluknya lagi, "tenanglah! AKu akan menangani semuanya. tak seorangpun bisa menyentuh anakku. Aku tidak akan membiarkan apapun terjaid apdamu." Setelah itu Prabha pergi. Seperi yang di pesankan Prabha, Yash segera menutup pintu dari dalam. Dia masih terlihat sangat teruncang.

Inspektur menarik kain untuk menutupi wajah Janvi. Setelah itu dia meminta semua orang memberitahunya secara detail, "siapa yang melihatnya dalam kondisi itu pertama kali?" Niru memberitahu semuanya, "kami semua tidak ada di rumah. Sagar yang pulang lebih dulu. Sagar yang melihat Janvi tergantung di kipas angin. ratan muncul. Semua mata tertuju padanya. Ratan segera menghampiri nenek. Nenek menayakan Prabha. Ratan menjawab, "aku datang langsung dari kantor. Dia akan tiba beberapa menit lagi."

Penyidik sedang memeriksa kamar janvi. Prabha muncul di jendela. DIa melihat ada polisi dan menjadi cemas, "aduh polisi sudah ada di sana. Bagaimana aku akan meletakkan surat ini?"

Di bawah, inspektur polisi memberitahu Niru kalau dia ingin membawa jasad janvi untuk di autopsi. Niru meminta agar mereka mau menunggu hingga orang tua Janvi datang. Inspektur terpaksa menolak, "maaf, tuan. Saya harus mengikuti peraturan..." Inspektur lalu memanggil petugas medis untuk membawa jasad janvi kerumah sakit. Madhvi berteriak memanggil Janvi saat dia di bawa pergi.

Salah satu petugas yang sedang memeriksa kamar Janvi berpamitan pada temannya untuk pergi sebentar. Prabha mengintip dari balik jendela menunggu kesempatan. Inspektur melihat petugas yang turun tadi dan menegurnya. Petugas tadi mengatakan kalau dirinya akan mengambil kaos tangan di mobil. Meski sedikit kesal, inspektur mengizinkannya.
Inspektur memberitahu Niru kalau dia harus memeriksa ruangan itu, "anda tahu prosedurnya dengan baik kan?" Niru mengangguk paham, dan menawarkan pada mereka dukungan keluarganya.

Prabah masih terus mencari kesempatan untuk bisa meletakkan surat bunuh diri Janvi di kamar itu. Tapi petugas penyidik masih sibuk membuat dokumentasi TKP. Kesempatan muncul ketika si petugas menerima telpon dan pergi keluar. Prabha segera memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk kedalam kamar dan meletakkan surat itu di atas meja.

Inspektur memberitahu Niru untuk memastikan agar tidak satu anggota keluargapun yang masuk kekamar sampai mereka selesai memeriksanya. Niru mengangguk.

Saat dia akan pergi, dia melihat Niru dan inspektur polisi datang. Prabha menjadi cemas, "dimana aku akan sembunyi? Mereka akan memeriksa seisi ruangan. Kalau seperti ini caranya, aku akan terjebak dengan cara ini."  Niru menunjukan kamar Janvi pada inspektur dan rombongan. Setelah itu dia meninggalkan mereka di sana.

Prabha berhasil kabur dari kamar Janvi tanpa ketahuan. Tiba-tiba hpnya berdering. Yash menelponnya. Prabha memberitahu Yash kalau semuanya telah selesai, "aku telah meletakkan surat itu di kamar Janvi. Tak seorangpun akan menangkapmu sekarang. Jangan telpon aku sekarang, aku akan masuk ke dalam. Jaga dirimu baik-baik!"

Jasad Janvi di bawa ke mobil ambulans. Madhvi menangis sambil memangguil namanya. Orang tua Janvi tiba. Mendenngra teriakan Madhvi memanggiol Janvi, mereka langsung histeris. Apalagi saat melihat jasad anaknya. Mahdvi menenangkan ibu Janvi, sementara Sagar memeluk ayah Janvi. Pada ayah Janvi, Sagar minta maaf, "maafkan aku, ayah. AKu tidak bisa menyelamatkannya. AKu tidak tahu mengapa dan bagaimana dia bisa nemikirkan ini."

Prabha datang. Ddia pura-pura ikut berduka atas kematian Janvi dan berkata pad mahdvi, "kakak, entah apa yang terjadi. Janvi sangat dewasa. Ini pasti sesuatu yang sangat besar. Tak seorangpun membunuh diri seperti itu..." Semua orang menangis. Orang tua Janvi berteriak histeris saat jasad Janvi di masukan ke dalam mobil dan di bawa pergi. Madhvi membimbing ibu Janvi untuk masuk kedalam. Sementara Sagar membimbing ayah janvi. Semua orang pun kembali masuk kedalam rumah.

Orang tua Janvi terpengkur di kursi sambil menangis. Madhvi coba menenangkan mereka. Prabah dan Ratan saling senggol. Niru menyuruh Madhvi mengambilkan mereka air minum. Mahdvi hendak peri ketika Supriya menawarkan diri, "ibu, biar aku saja." Madhvi mengangguk. Tapi baru beberapa langkah, Supriya terhuyun-huyun. Gangaa segera berlari menyambutnya, "kakak Supriya, ada apa? Apakah kau baik-baik saja?" Semua orang menatap heran dan khawatir pada Supriya. Niru menyuruh Supriya pergi istirahat. Dia tahu kondisi Supriya yang sedang hamil. SUpriya mengangguk. Gangaa mengantarkan Supriya ke atas.

Prabha yang menawarkan diri untuk mengambil air. Ratan yang merasa sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi, bergegas mengikutinya. Ratan menanyai Prabha, "ada apa? mengapa kau terlambat?" Prabha menjawab kalau dirinya kesulitan menemukan becak. Ratan menanyakan Yash. Prabha menajawab kalau Yash baik-baik saja. Ratab mengungkapkan kekhawatirannya kalau yash mungkin terlibat dengan sesuatu yang salah. Prabah membela yash, "anak kita tidak begitu jahat. Sana, tangani semua orang. Aku akan membawakan air." Ratan mengangguk dan pergi.

Gangaa keluar dari kamar Supriya. Dia lewat di depan kamar Sagar dan melihat garis polisi telah di pasang disana. Gangaa mendekat. Petugas sedang memotret tkp. Gangaa melihat saree yang di pakai Janvi gantung diri masih menggantung di kipas angin. Gangaa teringat terakhir kali dia melihat Janvi yang histeris karena takut pada hantu jandanya. Tanpa sengaja salah satu petugas menghidupkan kipa sangin. Gangaa hendak pergi ketika tiba-tiba angin menerbangkan surat bunuh diri Janvi. Gangaa memunggutnya. Dia membaca surat itu dan kaget setengah mati saat di sana tertulis bahwa Sagar yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Inspektur polisi masuk kekamar Janvi dan mematikan kipas angin yang berputar. Dia berbalik dan melihat Gangaa di luar garis polisi. Inspektur menegur Gangaaa, "permisi!" Gangaa kaget, dia segera meremas surat itu dan berbalik menghadap inspektur polisi. Polisi bertanya, "apakah anda tidak tahu kalau tak seorangpun boleh datang keisni selama penyelidikan berlangsung?" Gangaa mengangguk, "saya..saya hanya mengantar kakak ipar ke kemaranya. Dia tidak sehat." Inspektur menyahut, "baiklah." lalu dia mengamati Gangaa dengan seksama dan melihat tangan Gangaa yang tersembunyi di belakang punggungnya. Dia bertanya, "apa yang ada di tanganmu?" Gangaa tegang.

Selanjutnya Sinopsis Gangga 316

Sinopsis Gangga episode 314

 
Sinopsis Gangaa episode 314

Melihat tubuh Janvi yang tergantung di hadapannya, Sagar langsung shock. Dia tertegun kaku untuk beberapa saat.  Sementara itu, Ibu Palash mengajak Ganga dan Palash ke sebuah departement store. Mereka berdua duduk di depan seorang penjual Saree. Ibu Palash meminta Gangaa memilihkan saree untuk menantunya. Gangaa dengan senang hati setuju. Dia lalu meminta penjual Saree menunjukkan saree terbaik yang dia punya. Penjual segera menyajikan dagangannya di hadapan Gangaa dan ibu Palash. Kedua wanita itupun asyik memilih-milih saree.

Palash menghampiri ibunya dan berbisik, "bu, mangapa membawa Gangaa kesini? Aku bahkan tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang diriku, Jangan tergesa-gesa." Ibu Palash tidak menyahut, dia malah mengadukan palash pada Gangaa. Kata ibu Palash pada Gangaa, "lihat Gangaa, Palash bertanya mengapa aku membawamu kemari." Palash menepuk pundak ibunya lurih. Gangaa berkata pada Palash, "tidak apa-apa tuan Palash. Ini antara ibu dan anak. Akan lebih baik kalau tuan tidak mengatakan apa-apa." Ibu Palash tersenyum mendengar pembelaan Gangaa dan berkata, "aku berharap calon istri Palash bila memarahinya seperti itu." Palash protes, "bu!" Gangaa tertawa dan bertanya bolehkah dia tahu siapa gadis yang beruntung itu? Palash tertegun, ibu Palash tersenyum penuh arti.

Penjual saree menyela pembicaraan mereka, dia bertanya, saree mana yang mereka pilih. Ibu Palash memilih saree berwarna merah dan meletakkannya di bahu Gangaa. Gangaa menatap heran. Ibu Palashberkata, "aku suka ini.." Dia menyentuh dagu Gangaa lembut. Gangaa sedikit bingung. Dia menatap Palash. Ibu Palash menjelaskan kalau gadis yang dia maksud sangat mirip dengan Gangaa dalam segala hal. Meski sedikit sangsi, Gangaa setuju  juga. Ibu palash akhirnya dengan leluasa menjajalkan kain saree ke tubuh Gangaa. Setelah membeli saree mereka pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin. Ibu Palash menyuruh Gangaa memilihkan cincin. Saat gangaa asyik memilih, ibu Palash menyenggol anaknya dan berbisik, "ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanmu." Palash menunjukan keengganannya. Tapi ibu Palash memaksanya, "lakukan sekarang sebelum kau terlalu tua." Setelah berkata begitu, ibu Palash pamit untuk melihat sesuatu. Gangaa menawarka diri untukmenemaninya. Ibu Palash menolak.
Gangaa bertanya pada Palash kalau-kalau ada cincin yang dia sukai? Palash menjawab, "aku sedikit bingung. Kau boleh memilih manapun yang kau suka." Ganga kaget, "maksudnya?" Palash menyahut, "maksudnya aku tidak begitu tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai gadis ini. kau boleh memilihkannya." Gangaa menyukai sebuah cincin. Palash setuju. Dia menyuruh penjaga toko mengemas pilihan Gangaa. Saat penjaga toko bertanya tentang ukurannya, Palash menyuruh nya mengambil ukuran Gangaa. Gangaa binggung dan kaget, "tuan, mengapa memilih cincin dengan ukuranku?" Palash tidak bisa mengelak lagi. Dia memberitahu Gangaa bahwa ibunya dan dirinya ingin dia menjadi menantu dalam keluarganya, "ibuku sangat menyukaimu!" Gangaa terhenyak tak percaya.

Sagar membopong Janvi ke tempat tidur dan berusaha membangunkannya. Sagar menepuk-nepuk pipi Janvi sertaa memeriksa denyut nadi dan pernafasannya. Ketika dia tak merasakan apa-apa, Sagar menjadi panik. Dia bergegas turun ke lantai bawah tanpa tahu harus bagaimana. Dia sangat bingung campur sedih.
Nenek, Madhvi dan Niru pulang. Mereka menyapa Sagar. Tapi Sagar terlihat tegang dan tidak bisa menjawab sapaan mereka. Sesekali Sagar menatap kelantai atas. Melihat sikap Sagar yang seperti itu, mereka bertanya padanya pa yang sudah terjadi. Sagar tidak mampu menjawab. Madhvi menjadi cemas, "apakah kau bertengkar dengan Janvi lagi?"  Sagar masih tak mampu menjawab, Madhvi menjadi sangat cemas. Sagar terus menatap kelantai atas sambil menunjuk. Semua menatap kearah mana Sagar menunjuk.

Mendengar jawaban Palash, Gangaa segera berlari keluar. palash mengejarnya, "Gangaa.. tunggu Gangaa. Tolong dengarkan aku dulu." Gangaa menghentikan langkahnya dan bertanya dengan nada tak percaya, "kenapa tuan berbohong padaku? Bagaimana anda pernah memikirkan hal ini? Tolong jelaskan padaku tuan, bagaimana bisa seperi ini? Cincin pertunangan? AKu tidak bisa jadi orang lain." Palash menyahut, "kau salah paham..." Tapi Gangaa tidak mau mendengar penjelasan Palash, dia menuduh Palash mengambil kesempatan atas dirinya, "tuan pikir Sagar sudah menikah karena itu jalanmu terbuka lebar? " Palash menyangkal, "Sagar yang datang padaku. Dia membeirtahu ku kalau kau sudah meneruskan hidupmu. Kalu tidak aku pasti berpikir yang lain. .."

Ganga kaget, "Sagar? Siapa dia yang berani memutuskan apa yang aku inginkan? Sagar tidak punya hak. Cintanya pasti sangat besar. Lalu apa yang tuan katakan padanya?" Palash menjawab, "aku tidak mengatakan apapun. Dia hanya menginginkan yang terbaik untukmu." Gangaa menyahut cepat, "dia bukan tuhan yang bisa merubah takdirku. AKu akan melabraknya.." Palash melarang Gangaa melakukan itu, "jangalah kita memperpanjang masalah ini. Kita akhiri sampai di sini saja."
Tiba-tiba telponya berdering, Supriya yang menelpon. Gangaa menolak panggilan itu. Suprya kembali menelpon. Palash menyuruh Gangaa mengangkat panggilan itu. Ganga amenurut, "ya, kak Supriya ada apa?" Dari seberang sana Supriya memberitahu Gangaa kalau Janvi bunuh diri. Gangaa tertegun. Tanpa menunggu lebih lama, dia berlai pergi. Palash memanggil dan mengejarnya. Tapi lari Gangaa lebih cepat. Palash terus mengejarnay sambil memanggil.

  Ratan mencari baju di lemari. Tak menemukannya, dia memanggil Prabha. Prabha datang. Ratan menanyakan shirt berwarna biru miliknya. Prabha coba mengingat. ratan mencarinya di gantungan baju yang melekat di dinding. Dia melihat jaket yash dan menanyai Prabha, "ini jaket Yash kan?" Prabha mengangguk, "iya. Mungkin dia lupa membawanya." Ratan tahu kalau Prabha berbohong dan memarahinya, "kau terlalu memanjakannya. Itu sebabnya dia selalu membuat resiko untuk dirinya sendiri dan semua orang. Tidak bisakan dia memahami hal sekecil ini?" Ratan membuang jaket Yash ditempat tidur dan melihat segepok uang di sakunya. ratanmengambil uang itu dan  bertanya, "apakah dia melakukan sesuatu yang tidak benar? Darimana dia mendapatkan uang sebanyak ini?" Melihat kemarahan Ratan, Prabha berjanji akan bicara dengan Yash begitu ada kesempatan. Tapi Ratan menyuruh Prabha menelpon Yash saat itu juga. Prabha tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Prabha mendial nomer Yash, tapi tidak terjangkau. Ratan benar-benar marah dan kesal, "beritahu aku begitu kau bicara denganya." Setelah berkata begitu ratan pergi. Tak lama kemudian, hp prabha berunyi. Yash yang menelpon. Prabha menanyakan keberadaannya.

Semua orang berdiri di luar rumah keluarga Chaturvedi. Mereka bertanya dan menduga-menduga apa yang mungkin terjadi. Pulkit turun dari bajaj dan heran melihat begitu banyak orang di depan rumahnya.Pulkit bergegas masuk.

Sagar duduk di samping jasad Janvi sambil memegang tanganya. Niru sedang menelpon keluarga Janvi. Nenek terdiam membisu di sudut sementara Madhvi menangis tersedu-sedu. Pulkit datang. Dia kaget melihat situasi yang di alami keluarganya. Supriya mengambilkan air minum untuk Madhvi dan memaksanya minum walau sedikit. Setelah menelpon orang tua Janvi, Niru menelpon rumah sakit. Tapi tak bisa tersambung. Supriya dan Pulkit saling tatap. Supriya memberi isyarat pada Pulkit untuk membantu ayahnya. Pulkit mengangguk. Pulkit lalu mendekati Niru dan menawarkan diri untuk membantu  menelpon dokter. Awalnya Niru menolak, tapi Pulkit memaksa, "biar aku saja, ayah. Duduklah. Kumohon!" Niru menurut.

Suasana sedih sangat terasa. Sagar masih diam membatu. Nenek memberitah Madhvi kalau dia akan menganjil Gangajal untuk di letakan di mulut Janvi. Tapi Niru melarangnya, "jangan ibu. Kita tidak bisa menyentuh tubuhnya sampai polisi datang." Nenek menurut. Nenek menatap Sagar dan prihatin atas kondisinya. DIa menyuruh Niru menyadarkan Sagar, "buatlah dia menangis, kalau tidak dia akan membantu selamanya.." Niru menatap Sagar. Mahdvi semakin tersedu-sedu.

Yash pulang kerumah lewat jendela. Prabha segera menyambutnya, "pangeranku! Ayahmu mencemaskan dirimu.." Yash tak mengubrisnya. Dengan panik menutup semua pintu dan jendela. Dia tak menjawab ketika Prabha dengan cemas bertanya mengapa dia melakukan itu semua. Yash terlihat sangat terguncang. DIa menangis di depan Prabha. Prabha menenangkan Yash, memintanya agar tidak cemas, "polisi tidak akan bisa melakukan apapun padamu. Aku akan menangani semuanya. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Yash sambil menangis berkata, "aku tidak membunuhnya, Semua ini terjadi tanpa sengaja. Aku tidak melakukannya secara sengaja. Aku tak menginginkannya. Aku sungguh tidak membunuhnya." Mendengar kata-kata Yash, Prabha sangat kaget. Dengan suara lantang dia berteriak, "apa? Apa yang kau katakan?" Yash memberitahu kalau Janvi telah mati. Prabha kaget setengah mati, "apa? Jan..janvi mati?" Prabha menatap Yash dengan panik. Dia mengambil tangan Yash dan meletakkan di kepalanya, "bersumpahlah atas diriku kalau kau bukan pelakunya!" Yash menangis, tidak bu, aku tidak bermaksud membunuhnya." Yash lalau emnceritakan semuanya pada Prabha. Tentang obat dan suntikan. Lalu bagaimana Janvi tak bernafas dan dia kemudian menggantungnya di kipas angin karena panik mendengar suara Sagar.
Kata Yash, "setelah itu aku lari dari sana." Prabha menatap yash dengan tertegun.

Madhvi duduk di samping Sagar coba menyadarkannya. Madhvi menepuk-nepuk pipi Sagar dan memanggilnya, "Sagar...sagar, sadarlah, nak! Sagar!" Tapi Sagar tidak bergeming. Dia masih tetap membantu dengan tatapan kosong. Nenek berdiri di belakang Sagar dan mengoyang-goyangkan kepala Sagar, tapi tetap tak ada reaksi. Madhvi dan nenek menanggis sedih, tak tahu harus begaiaman lagi.

Gangaa datang di ikuti Palash. Semua menoleh kearahnya. Begitu pula Sagar. Gangaa menangis melihat jasad janvi yang terbujur kaku. Sagar menatap Gangaa dengan mata berkaca-kaca. Gangaa melangkah mendekat dan berdiri tak jauh dari Sagar. Sagar segera menghambur memeluk Gangaa sambil menangis tersedu-sedu. Semua orang menatap dengan tatapan lega dan prihatin. Madhvi dan nenek yang sejak tadi mencoba membuat Sagar menangis, terhenyak tak percaya akan keajaiban yang di buat Gangaa. Gangaa melepas pelukan Sagar dan berjongkok di hadapannya. Sagar ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada kalimat yang keluar dari mulutnya. Dia hanya bisa menunjuk kearah jasad Janvi lalu kembali memeluk Gangaa..

Selanjutnya Sinopsis Gangga episode 315..